Labbaikallahuma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal-mulk la syarika laka
Orang yang menunaikan haji disebut sebagai “tamu Allah” atau dhuyufullah. Faktanya memang demikian, orang yang berhaji adalah orang yang mendatangi rumah Allah (Baitullah). Namun, tidak semua umat Islam memiliki kesempatan dan atau keberuntungan menjadi tamu Allah.
Telah jamak diketahui bahwa haji adalah “ibadah mahal”. Artinya, untuk melaksanakannya memerlukan materi yang tidak sedikit. Dengan demikian, haji adalah ibadah orang kaya. Namun, apakah memang demikian? Ternyata tidak. Kenyataannya, banyak orang kaya yang tidak atau belum menunaikan haji. Sebaliknya, ada pula orang miskin atas kehendak Allah justru dapat menunaikan ibadah haji. Semua ini terjadi di luar nalar dan hitungan matematis logis manusia.
Orang yang berhaji adalah orang yang memang dikehendaki Allah untuk menjadi tamu-Nya. Tidak peduli berharta atau yidak. Nah, buku ini mengupas tuntas hal ihwal bagaimana seharusnya upaya kita memantaskan diri kita untuk dapat menjadi tamu Allah di Baitullah. Ketika semua itu dilaksanakan, panggilan Allah hanyalah persoalan menunggu waktu saja.
Pengarang : Aguk Irawan MN
Penerbit : Citra Risalah
Harga : Rp. 30.000,-