Untuk menyeimbangkan hidup sesuai tuntunan Islam maka harus ada keterpaduan (keharmonisan) antara iman dan amal saleh. Artinya, seorang Muslim tidak cukup saja mengaku beriman, tapi ia juga harus kontinu melaksanakan dan menggiatkan ibadah dan amal-amal salehnya. Dengan begitu, maka keimanan seorang Muslim bisa dikatakan telah sempurna. Sebab, Islam adalah agama yang syamil, sempurna. Agama yang sesuai dengan fitrah manusia, harmonis, dan tidak memberatkan manusia.
Buya Hamka menegaskan dalam bukunya ini, pertanda kosongnya jiwa serta binasanya hati yaitu ketika seorang Muslim sekadar mengaku beriman tapi ia enggan dan lalai mengerjakan amal-amal saleh secara berkelanjutan. Karya emas Buya Hamka ini, memberikan deskripsi dan perspektif bagaimana seharusnya menempatkan porsi iman dan amal saleh secara tepat sesuai tuntunan syariat.