“For me this book is about reflection, not only about the journey. On each journey there will be story that we keep in our memory and so did Tias Tatanka has done with this book. The shared to us the words that stayed in her heart and her mind. Words of a mother whose feeling confuse on her children words of a wife about he housband words of a stranger in the middle of nowhere. Read it! Perhaps you will get another impression than mine. Take a journey with this book!” (Devi R. Ayu (Writer)

“Perjalanan menjelajah tempat baru ibarat hidangan lezat. Makin sedap jika dinikmati bersama pacar. Membaca The Traveler’s Wife membuat saya kangen pergi backpacking lagi bareng suami” (Nurul Noe. Travel Blogger)

“Ketika melakukan perjalanan laki-laki terkadang melakukan hal-hal bodoh dan nekat. Perempuan yang mendampingi bisa sedikit meredam dan menenangkan ambisi untuk berpikir lebih jernih dan melanjutkan perjalanan. Dan Mabak Tias melakukan hal itu dalam tulisan perjalanan ini. Sebuah tulisan menarik tentang sisi lain Mas Gong” (Sutiknya, Travel Blogger)

“Membaca kisah Tias Tatanka dengan suaminya Gol A Gong dalam buku ini mengingatkan saya pada kalimat bijak. ‘Jika ingin mengenali pasanganmu, ajak ia melakukan perjalanan’. Saya benar-benar merasakan bagaimana pasangan penulis pengelana ini saling memahami karakter satu sama lain. Sisi lembut dan gahar terjalin serasi sepanjang mengikuti tapak-tapak aksara mereka. Apalagi perjalanan mereka pun untuk menyebarkan semangat literasi. Pada mereka saya berguru” (Lalu Abdul Fatah, Penulis, Lombok)

“Perempuan itu lebih teliti, lebih cerewet, lebih hati-hati, sekaligus lebih sabar di dalam perjalanan. Sebagai seorang pendamping traveler, seorang istri juga harus siap mengambil keputusan-keputusan penting ketika dibutuhkan. Ia bukan cuma pengikut, tapi juga partner yang bisa diandalkan. Karena perempuan juga perencana dan penyeimbang mood!” (Indri Juwono, Travel Blogger Indonesia)