Banyak orang yang ingin berusaha menjadi ahli ibadah, tapi tidak semua orang diberi kesempatan oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya. Oleh karena itu beruntunglah orang-orang yang hari-harinya senantiasa disi dengan ibadah kepada Allah, baik ibadah wajib maupun ibadah sunat, formal maupun informal.
Dunia biasanya diidentikkan dengan hal-hal yang enak dan nikmat, sementara ibadah jauh dari itu. Oleh karena itulah beribadah terkadang dianggap pengganggu dan perebut kesenangan manusia sehingga tidaklah mengherankan bila banyak dari mereka yang acuh tak acuh bahkan meninggalkannya. Sementara bagi ahli ibadah, ibadahnya itulah yang justru menjadi kelezatan yang tak terkira, sehingga jangan heran bila banyak dari mereka acap kali suka abai dengan dunia.
Ahli ibadah biasanya diidentikkan dengan orang yang miskin dan hidup susah, sehingga ia terus sibuk beribadah meminta dan meminta kepada Allah, sementara orang kaya sibuk mengurus hartanya sehingga waktunya kepada Allah sangat kurang atau bahkan tidak ada, padahal ahli ibadah itulah yang memiliki kekayaan yang paling tinggi, sebab ia hanya butuh kepada Allah tidak butuh kepada yang lainnya, sementara itu orang kaya malah sengsara oleh kekayaannya karena ia selalu membutuhkan segala sesuatu seakan-akan ia adalah fakir miskin. Oleh karena itu tidak jarang banyak orang kaya yang tersadar dan rela meninggalkan kekayaannya hanya untuk merasakan nikmatnya beribadah kepada Allah dan menjadi kaya dengan sesungguhnya.
Kitab yang ditulis oleh Ibnu Qayyim ini merupakan sebuah kitab rujukan populer dalam mendalami dunia peribadatan kepada Allah. Semoha kehadiran kitab ini di tengah kaum muslimin dapat memberikan faidah dan manfaat yang besar. Aamiin.