Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju’fi al-Bukhari atau lebih dikenal Imam Bukhari. Ulama yang lahir pada tahun 810 M. (196 H.) di kota Bukhara, Uzbekistan, Asia Tengah ini adalah ahli hadits yang termasyhur pada masanya. Sebagian Ulama menyebutnya dengan julukan Amirul Mukminin fil Hadits (Pemimpin kaum mukmin dalam Hadits). Bukhari berguru kepada Syekh Ad-Dakhili, ulama ahli hadits yang masyhur di Bukhara. Selain itu, pada usia 16 tahun ia pergi ke kota Mekkah dan Madinah. Di kedua kota suci tersebut, ia banyak menimba ilmu dan mengikuti kajian para guru besar hadits yang banyak membuka pengajian di sana. Pada usia 18 tahun, Bukhari telah berhasil menulis kitab pertama yang berjudul Kazaya Shahabah wa Tabi’in. Sosok yang memliki magnum opus berjudul Shahih al-Bukhari ini wafat di usia yang tergolong muda, 60 tahun.Imam Bukhari wafat pada tanggal 31 Agustus 870 M. (256 H.) di Khartand, sebuah desa kecil sebelum Samarkand.
Buku dengan judul “Biografi Imam Bukhari: Pelajaran Hidup Sang Penjaga Hadits Nabi” ini membahas tentang berbagai aspek yang menjadikan buah karya sang imam sebagai prasasti keagungan umat Islam kedua setelah Al-Qur’an. Beberapa hal yang dibahas dalam buku ini di antaranya adalah soal alasan mengapa karyanya bisa dijadikan sebagai sumber dalil. Juga tentang sosok Imam Bukhari yang terpilih sebagai penyambung mata rantai sunnah Rasul.
Selain itu, tujuan awal dari penulisan topik ini sejatinya tidak ingin membahas buah karya dari beberapa karya penulis–terlepas dari kebesaran karya dan penulisnya-bukan pula ingin menjelaskan metode dirâyah dan riwâyah sang penulis–walaupun pada hakikatnya penulisan ini berbicara tentang manhaj seorang penulis. Akan tetapi, tujuan utama dalam penulisan buku ini adalah ingin mengungkap mega proyek yang sudah diselesaikan oleh tokoh yang menjadi judul buku ini, baik melalui analisa ilmiah dan amaliah. Terbukti, kini karya-karyanya senantiasa menjadi rujukan wajib para ulama di dunia sejak dulu sampai sekarang.